Mendidik Anak Tanpa Emosi

Anak adalah harapan orang tua, kesuksesan anak berawal dari hasil didikan orang tua. Anak akan meniru gaya orang tua dalam berbicara dan bertingkah laku. Sehingga berhati-hatilah dalam bertutur kata dan bertindak karena semua yang kita ucapkan dan kita lakukan akan ditiru oleh mereka.

Dalam tumbuh kembang anak, biasanya akan mulai terjadi perubahan-perubahan perilaku. Di antaranya adalah muncul sikap penolakan anak terhadap lingkungan sosialnya. Saat keakuan anak-anak ini mulai muncul, mereka mulai ingin membedakan dirinya dengan orang lain. Pada saat itu pula, si kecil mulai mencoba keinginannya sendiri. Perubahan-perubahan ini yang lantas dipersepsi oleh para orang tua bahwa anak  menjadi  mulai sulit diatur, bandel, maunya sendiri dan sebagainya, yang tidak jarang kemudian sering menimbulkan kerepotan dalam memperlakukan mereka. Kondisi demikian ini, akan mereda seiring dengan bertambahnya usia, berkembangnya kemampuan berpikir dan kemampuan lainnya.

Terkadang emosi kita memang akan ikut terpancing saat menghadapi anak yang “bandel”, Menahan emosi (kemarahan) memang tidak mudah. Tapi sebagaimana tabiatnya, bahwa emosi adalah bagian dari naluri, maka saat keinginan untuk marah itu muncul tidak harus dipenuhi. Tapi bisa dialihkan atau ditunda (ditahan).  Anda harus bisa menakar dan memahami kadar emosi Anda sendiri, pada saat kapan dan situasi seperti apa biasanya muncul. Sehingga Anda akan lebih mudah untuk mengontrol atau mengendalikannya. Luapan kemarahan hanyak  akan berdampak buruk pada perkembangan perilaku anak. Bukankah anak banyak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar?

Mengasuh dan mendidik anak memang tugas utama ibu, tapi diperlukan juga kerja sama untuk meringankan tugasnya. Sekali waktu ayah membantu atau mengambil alih pekerjaan rumah dan anak-anak dengan mengajak orang-orang terdekat yang bisa diminta bantuannya. Jika mempunyai anak  yang relatif lebih besar, dapat ditanamkan pengertian pada mereka untuk ikut membantu mengelola tugas rumah tangga sehari-hari. Ajarkan prinsip kerja sama dan tanggung jawab sejak dini pada anak, agar ia terbiasa bersikap mandiri, berinisiatif dan dapat diandalkan.

Kelelahan yang sangat juga terkadang bisa menimbulkan stres, sehingga Anda gampang sekali marah. Anak-anak pun tak luput menjadi sasaran kemarahan Anda. Lakukan pemilihan aktivitas dengan cermat. Ajari anak-anak Anda dengan menggunakan kata-kata yang baik. Karena kata-kata dari orang tua adalah sebuah doa bagi sang anak. Jadi, marilah kita gunakan kaa-kata yang baik daam menasihati sang anak. Akan lebih baik lagi menggunakan kata-kata yang bisa memotivasi.

Mariah kita ganti kata “bodoh” dengan “beajarlah lebih giat”, kata “nakal” dengan “ jadilah anak yang baik”, kata “keras kepala” dengan “ jadilah anak yang penurut”. Selain itu,ucapkan kata-kata yang sopan, misalnya mengucapkan kata “tolong” saat meminta bantuan, mengucap kata “terima kasih” saat mendapatkan bantuan, mengucap kata “maaf” saat kita berbuat salah, mau mengampuni saat ada yang mengucap “maaf”.

Hal tersebut diatas merupakan tindakan yg terpuji, yang harus dilakukan oleh orang tua kepada siapa pun di rumahnya, termasuk kepada pembantu rumah tangga. Agar sang buah hati pun belajar mengasihi sesama, tanpa terkecuali.Kebersamaan sangat penting bagi orang tua dan anak. Tidak hanya untuk melepaskan rindu dan mendapatkan kegembiraan, namun juga secara langsung maupun tidak, berguna untuk mengatasi segala permasalahan yang mungkin ada dan terjadi. Semakin sang buah hati merasa dekat dengan orang tua, permasalahan apa pun bisa lebih mudah terselesaikan

Tingkatkan kesabaran Anda dalam menghadapi anak-anak. Jika tidak dengan kesabaran, bagaimana mungkin akan sanggup menghadapi setiap masalah anak-anak dengan baik dari sejak bangun tidur sampai tidur kembali. Sabar disertai dengan niatan ikhlas hanya semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT akan menjadi energi yang luar biasa. Maka, seberat apapun beban dan ujian yang diberikan lewat anak-anak, Insya Allah akan dapat dihadapi dengan ringan. Selain sabar, bertawakallah pada Allah SWT. Tak ada masalah yang tidak ada penyeselesaian. Begitu pula dengan persoalan anak-anak. Dan jangan lupa, berdoalah selalu minta bantuan Allah SWT dalam menyelesaikan masalah anak-anak. Kadang kita sudah berusaha optimal untuk memperlakukan dan memberikan yang terbaik. Tetapi sejatinya hanya Allah jualah yang membukakan mata, hati dan pikiran anak-anak kita untuk mau mengerti seperti yang kita inginkan.

Oleh: Santi Rahayu

  • Related Posts

    AI in Education is Transforming Learning Experiences

    Artificial Intelligence (AI) is reshaping the landscape of education, offering personalized learning experiences and innovative teaching methods. This post delves into the various applications of AI in education, from adaptive…

    Bangkit Jiwa dan Negeriku

    Puisi Karya Asih karuniyawati, S.Pd Di negeri iniKugantungkan semua mimpiBukan hanya tempat berpangku tanganDan bermalas-malasan Ingin ku berdiri dan berdiriDan terus berusaha untuk lariBukan hanya berdiam diriDan tidak peduli Kalau…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    You Missed

    AI in Education is Transforming Learning Experiences

    • By demo
    • January 27, 2024
    • 114 views
    AI in Education is Transforming Learning Experiences

    Bangkit Jiwa dan Negeriku

    • By demo
    • January 18, 2023
    • 41 views

    Mencintai,Usaha, dan Kesuksesan

    • By demo
    • January 18, 2023
    • 25 views

    “Pengolahan Sederhana Sampah Rumah Tangga, Yang dilakukan Siswa SMP N 3 Tuntang

    • By demo
    • December 21, 2022
    • 64 views
    “Pengolahan Sederhana Sampah Rumah Tangga, Yang dilakukan Siswa SMP N 3 Tuntang